Sabtu, 28 Februari 2015

Refleksi akan sebuah perlakuan


“Mesin Mesin Rebutan”
oleh : Ni'amatul Latifah

Aku sebuah alat yang banyak digunakan
Aku pun banyak menjadi bahan rebutan
Bahkan aku kerap menjadi bahan taruhan
Tak jarang mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan.
Pun sering ku jumpai mereka yang semena mena memperlakukan
Tak memperdulikan adanya campur tangan perasaan
Layaknya seorang budak peliharaan
Hanya disuguhkan makanan dan minuman


Lalu aku didiamkan dalam sebuah keheningan
Tak peduli aku lelah atau bosan
Di biarkan dalam ketidakmengertian mengapa aku dicipatakan
Majikan ku hanya menanyakan hal hal yang membosankan
Aku hanya diperhatikan ketika aku tidak berjalan
Setelah itu aku di lepaskan dalam sebuah hamparan.
Di acuhkan dalalm kepenatan.

Oh majikan, mesin mesin ini butuh kepekaan.
Dalam keseharian, aku membantu mu dalam mencapai segala harapan.
Mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap pakai.
Tapi, apa yang aku dapatkan.
Pemenuhan kebutuhan kebersamaan kau lupakan.
Aku ingin bersama dengan mesin yang lainnya.
Mesin yang  mengingatkan ku saat kinerja ku melemah      

Aku ini layaknya seperti budak jalanan
Di jalan mencari penghidupan
Pulang hanya meminta makan
Melepaskan beban dan menumpang rebahan

Mesin utama ku tak pernah berhenti apalagi mati
Tapi, sepertinya mesin cadangan ku sudah tak berfungsi lagi. 
Aku butuh asupan energi dalam mesin ini.
Tidak hanya, perawatan mesin yang intensif setiap hari.  

Tapi aku mencoba senantiasa tuk bertahan
Meskipun datang segala cobaan
Aku tak kan mudah tuk memendam
Segala rasa benci, sakit hati maupun dendam


Aku akan kuat layaknya benteng Roterdam
Yang fungsinya tak hanya diam
Kan ku ubah semangatku seperti pangeran William
Yang mengubah daerah jajahan menjadi kota Birmingham.
Kota sarat dengan penduduk yang peduli terhadap alam.

Supportes By : Sahabat Tangguh yang Memiliki Semangat yang tak pernah Runtuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar